Sudah pada denger belom sejarah hari jadi kota Lamongan, kalau masih ada yang belum tahu begini – nih ceritanya simak baik – baik yach….., coz penting banget nich sobat – sobat, masak warga Lamongan gak tahu sejarahnya heheheheh kan jadi malu – malu dong kayak lagunya T2 heheheh… okey langsung aja begini ceritanya :
Masyarakat kota Lamongan beserta Pemerintah Daerah Tingkat II Lamongan telah berhasil menemukan hari jadi kota Lamongan, setelah melalui beberapa riset panjang yang telah dilakukan oleh masyarakat sekitar dan juga Pemerintah Daerah Tingkat II Lamongan, ditepatkanlah hari jadi kota Lamongan yaitu pada hari Kamis Pahing tanggal 10 Djulhijjah Tahun 976 Hijriah, atau hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 1569 Masehi. Bahwasannya hari jadi kota Lamongan tersebut diambil dan ditetapkan dari hari dan tanggal diwisudanya Adipati Lamongan yang pertama, yaitu TUMENGGUNG SURAJAYA “.
Tumenggung Suraja dikala beliau berusia muda beliau sering disebut dengan nama Hadi, beliau berasal dari dusun Cancing yang sekarang termasuk Wilayah Desa Sendangrejo Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Sejak masih muda Beliau sudah nyuwito di Kasunanan Giri dan menjadi seorang santri yang dikasihi oleh Kanjeng Sunan Giri karena sifatnya yang baik, pemuda yang trampil, cakap, serta cepat menguasahi ajaran agama islam serta seluk beluk pemerintahan. Karena pertimbangan itu akhirnya Sunan Giri menunjuk Hadi untuk melaksanakan perintah menyebarkan agama Islam dan sekaligus mengatur pemerintahan dan kehidupan Rakyat di Kawasan yang terletak di sebelah barat Kasunanan Giri yang bernama Kenduruan. Untuk melaksanakan tugas berat tersebut Sunan Giri memberikan Pangkat Rangga kepada Hadi menjadi RANGGAHADI. Seiring dengan berjalannya waktu Ranggahadi kemudian juga disebut sebagai mbah Lamong yaitu sebutan yang diberikan oleh masyarakat sekitar Lamongan.
Karena Ranggahadi pandai sekali dalam ngemong Rakyat, pandai membina daerah serta mahir dalam menyebarkan agama islam dan dicintai oleh seluruh rakyatnya dari asal kata mbah Lamong lah kawasan ini terkenal dengan sebutan LAMONGAN.
Adapun yang mewisudai Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama, tidak lain dan tidak bukan adalah Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen. Wisuda tersebut bertepatan dengan hari pesamuan agung yang diselenggarakan di Puri Kasunanan Giri di Gresik, yang dihadiri oleh pembesar yang sudah masuk agama islam dan para Sentana Agung Kasunanan Giri. Pelsanaan Pasamuan Agung tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Besar Islam yaitu Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
Ringkas sejarah, Ranggahadi dengan segenap pengikutnya dengan naik perahu melalui Kali Lamong, akhirnya dapat menemukan tempat yang bernama Kenduruan itu. Adapun kawasan yang disebut kenduruan, berstatus kampung di kelurahan Sidokumpul wilayah kecamatan Lamongan. Di daerah baru tersebut ternyata semua usaha dan rencana Ranggahadi dapat berjalan dengan mudah dan lancer, terutama di dalam usaha menyebarkan agama islam, mengatur pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Bahkan Pesantren untuk menyebarkan Agama Islam peninggalan Rangga Hadi sampai sekarang masih ada.
Kembali kepada sejarah terbentuknya Lamongan, Berbeda dengan daerah – daerah Kabupaten lain khususnya di Jawa Timur yang kebanyakan mengambil sumber dari sesuatu prasasti, atau dari suatu Candid an dari peninggalan sejarah yang lain, tetapi hari lahir Lamongan mengambil sumber dari buku wasiat, Silsilah Kanjeng Sunan giri yang ditulis tangan dalam huruf Jawa Kuno / Lama yang disimpan oleh juru kunci Makam Giri di Gresik. Almarhum Bapak Muhammad Baddawi di dalam buku tersebut ditulis, bahwa “ Diwisudanya Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pesamuan agung di Tahun 976 H. yang di tulis dalam buku wasiat tersebut memang hanya tahunan saja, sedangkan tanggal, hari dan bulannya tidak dituliskan.
Oleh sebab itu, Panitia Khusus Penggali Hari Jadi Kota Lamongan mencari sebuah pembuktian sebagai dasar yang kuat guna mencari dan menetapkan tanggal, hari dan bulannya. Setelah Panitia menulusuri buku sejarah, terutama yang bersangkutan dengan Kesunanan Giri, serta sejarah para wali dan adat istiadat di waktu itu, akhirnya dengan susahpayah dan kerja keras serta semangat yang tinggi Panitia menemukan bukti, bahwa adat atau tradisi kuno yang berlaku di zaman Kasunanan Giri dan Kerajaan Islam di Jawa waktu itu, selalu melaksanakan pesamuan agung yang utama dengan memanggil menghadap para Adipati. Tumenggung serta para pembesar lainnya yang sudah memeluk agama Islam. Pesamuan Agung tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Hari Besar Islam tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Grebeg Besar atau Idhul Adha.
Dengan demikian, jelas bahwa perkembangan daerah Lamongan sampai akhirnya menjadi wilayah Kabupaten Lamongan sepenuhnya berlangsung dijaman keislaman dengan Kesultanan Pajang sebagai pusat pemerintahan. Tetapi yang bertindak meningkatkan Kranggan Lamongan menjadi Kabupaten Lamongan serta yang mengangkat/ mewisudai Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama bukanlah Sultan Pajang melainkan Kanjeng Sunan Giri IV. Hal itu disebabkan Kanjeng Sunan Giri prihatin terhadap Kesultanan Pajang yang selalu resah dan situasi pemerintahan yang kurang mantap. Disamping itu Kanjeng Sunan Giri juga merasa prihatin dengan adanya ancaman dan ulah para pedagang asing dari Eropa yaitu orang Portugis yang ingin menguasahi Nusantara khususnya Pulau Jawa.
Nach gimana, dah pada tahu kan sekarang, oleh karena itu kita sebagai warga Lamongan harus selalu bangga dengan kota kita tercinta, jangan pek malu – maluin Okey Good Luck to sobat blogger.